YOGYAKARTA, WARTA APOTEKER – Menjawab pertanyaan WARTA APOTEKER mewakili pertanyaan beberapa Ketua Prodi Farmasi, Ketua APTFI, Prof. Yandi menyebutkan bahwa dalam dokumen yang lama masih diminta status akreditasi Prodi Sarjana Farmasi baik sekali.
Untuk dokumen baru sesuai Permendikbud No. 52 Tahun 2023, peringkat akreditasi sudah disederhanakan, mestinya ada perubahan aturan,” lanjut Prof. Yandi
Ketua APTFI melanjutkan bahwa, APTFI secara lembaga telah berikirim surat ke LAM-PTKes terkait rekomendasi perubahan dokumen adminstrasi yang tidak mempengaruhi substansi kualitas program studi baru yang dibuka.
PENDAMPINGAN APTFI DALAM PEMBUKAAN PSPA
Untuk mempercepat dan memfasilitasi pembukaan PSPA, APTFI selama ini sudah melakukan upaya berupa pendampingan.
“Dalam waktu 6 bulan, APTFI sudah memberikan18 rekomendasi pembukaan PSPA baru,” terang Prof. Yandi
Dengan demikian pemberian rekomendasi, Prof. Yandi menyebutkan bukan berarti mempersulit namun membantu mempercepat pembukaan PSPPA melalui pendampingan.
Beredar luas di media perbincangan WhatsApp, surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi tertanggal 1 Maret 2024.
Salah satu poin yang dijelaskan dalam surat tersebut adalah tidak diperlukannya surat rekomendasi dari Kolegium dan Asosiasi Profesi Apoteker untuk Perguruan Tinggi yang mengusulkan Program Studi PendidikanProfesi Apoteker.
Ditemukan dalam post IG PD IAI Papua, 9 Maret 2024, PD IAI Papua hadiri Forum Diskusi Studi Kelayakan Pembukaan Program Studi Profesi Apoteker (PPSPA) di Universitas Cenderawasih, hadir Ketua PD IAI Papua Bapak apt. Edward Manik Sihotang, M.Kes, dan apt.Alexmin Christian.S.Si.
Kegiatan dihadiri oleh Dekan FMIPA Bapak Dr. Dirk. Y.P Runtuboi, M. Kes, DR. apt. Septriyanto Dirgantara, M. Farm, dan Ibu apt. Nurfadilah Bakri, M. Farm selaku Ketua Jurusan Farmasi Uncen.
Terkait hal ini, Prof. Yandi mengakui APTFI sudah melakukan komunikasi untuk mempercepat pembukaan PSPA dan mengirimkan panduan pengisian dokumen, saat ini menunggu penyiapan dokumen dari Uncen.