DEPOK, WARTA-APOTEKER.COM – Telah terselenggara kegiatan Webinar Series oleh Tim Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Metabolomik Nasional hasil kolaborasi antara Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Martha Tilaar. Kegiatan ini merupakan diseminasi Pusat Kolobarasi Riset Metabolomik Nasional atau disebut juga dengan National Metabolomic Collaborative Research Center yang mendapatkan pendanaan hibah fasilitasi BRIN Gelombang 1 Tahun 2022.
Rangkaian webinar ini dimaksudkan untuk memperbaharui pengetahuan masyarakat tentang konsep Green Pharmacy dalam prospektif dan tantangannya untuk penemuan obat baru serta untuk memperkuat kerjasama antara Universitas, Institusi Pemerintahan, dan Industri.
Dr. apt. Sutriyo, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura Dan Administrasi Umum FFUI dalam sambutannya mengungkap dengan adanya kolaborasi menjadi salah satu kunci dalam percepatan pengembangan ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Menurutnya, tema yang diangkat mengenai green pharmacy sejalan dengan SDGs sangat terkait dengan tema pembangunan yang berkelanjutan. Ia berharap, dari kolaborasi ini menghasilkan ilmu dan produk yang meningkatkan nilai dalam pengembangan obat ini.
Pada webinar series menghadirkan ketiga narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Pembicara pertama, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si, mengangkat topik “Computational Approach on Green Chemistry”. Mengawali materi yang disampaikannya, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia ini mengulas 12 prinsip Green Chemistry. Ia menutup ulasannya dengan sebuah pernyataan bahwa kimia komputasi sebagai salah satu cabang ilmu yang berkembang pesat memiliki peran penting dalam penyelamatan lingkungan melalui green chemistry di berbagai bidang.
Pembicara kedua, A’liyatur Rosyidah, M.Si., Ph.D, mengulas topik tentang “Green synthesis in nanomedicine”. Ketua Kelompok Pusat Riset Nanomedisin BRIN ini menyimpulkan nanoteknologi sebagai solusi yang menjanjikan, tidak hanya dapat memerangi bakteri itu sendiri tetapi juga mampu bertindak sebagai pembawa antibiotik dan senyawa antimikroba alami. Green synthesis dari nanopartikel perak memberikan cost effective, ramah lingkungan, dan mudah ditingkatkan untuk sintesis skala besar tanpa menggunakan energi, tekanan tinggi, suhu, dan bahan kimia beracun.
Di akhir webinar, narasumber ketiga, Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M.Si, membedah tema mengenai “Aplikasi NaDES pada pengembangan obat tradisional”. Guru besar yang menjabat Ketua PKR Metabolomik Nasional ini memiliki minat penelitian fitomedisin dan green extraction menggunakan Ionic liquid dan NaDES. Beliau juga mengungkap riset yang sudah selesai dan yang masih on going bersama mahasiswa mulai tingkat S1 sampai dengan mahasiswa doktoral. NaDES dapat dimanfaatkan sebagai pelarut ekstraksi, sekaligus meningkatkan bioaktivitas ekstrak. Ia mengungkap, tidak hanya untuk produk obat tradisional, produk kosmetik pun telah menggunakan NaDES sebagai pelarut sekaligus sebagai formula eksipien.
Antusiasme peserta webinar cukup besar. Tercatat oleh panitia jumlah mendaftar sampai ratusan peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, peneliti, dan praktisi di industri.