CIKARANG, WARTA-APOTEKER.com – Hal tersebut dinyatakan Ketua Asosaiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), Prof Daryono Hadi Tjahjono, dalam visitasi daring Program Studi Profesi Apoteker (PSPA), Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, awal pekan lalu.
”Kami mengharapkan adanya 70 Program Studi Profesi Apoteker pada tahun 2030,” jelasnya.
Dilansir Jawapos, Ketua APTFI, Prof. Daryono Hadi Tjahjono mengungkapkan, visitasi daring dilakukan sebagai bentuk pra pembukaan sebuah PSPA.
APTFI akan meninjau, mulai saat persiapan pendirian prodi, hingga berjalannya prodi. ”Kami juga ingin mengetahui sudah seperti apa penyelenggaraan studi S1 Farmasi di Unram,” terangnya.
”Prodi Profesi Apoteker tentu tidak bisa lepas dari Prodi Sarjana Farmasi,” jelasnya.
PRODI FARMASI di NTB
Hasil penelusuran WARTA-APOTEKER.com saat ini sekurangnya ada enam prodi farmasi yang tersebar di NTB. Dan belum satupun yang memiliki PSPA. Keenam Prodi Sarjana Farmasi dimaksud adalah:
1. Universitas Mataram
2. Universitas Nahdlatul Ulama
3. STIKES Kusuma Bangsa
4. Universitas Muhammadiyah Mataram
5. Universitas Bumi Gora dan
6. Universitas Hamzanwadi
CATATAN PENTING
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam pengisian borang dan harus faktual antara lain,
1. Jumlah dosen pada prodi S1 tidak boleh berasio di atas 1:30 jika ditinggalkan 5 orang dosennya yang bergelar S2 apoteker.
2. Jumlah dosen bergelar apoteker minimal 70%.
3. Dosen yang dipindah dari Prodi Sarjana Farmasi ke PSPA seharusnya telah mengajar minimal 2 tahun dan harus telah ada di dalam PDPT.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum mengajukan PSPA adalah;
1. Akreditasi Program studi Sarjana Farmasi minimal B, selama dua periode.
2. Telah memiliki Objective Structured Clinical Examination (OSCE) center yang didesain khusus untuk farmasi dan Computer Based Test (CBT) center.
3. Telah memiliki apotek pendidikan.