Kantor Berita Apoteker Indonesia
Subagiyo Dot ComApoteker Indonesia
Brisbane 2023
Brisbane 2023
81st FIP World Congress

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Sukses Menggelar Webinar Pengembangan Aromaterapi Indonesia

Brisbane 2023
banner 468x60

WARTA-APOTEKER.COM, JAKARTA – Sabtu, 15 Januari 2022. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan sponsor tunggal Enesis Grup telah mengadakan Webinar Nasional dengan mengangkat tema Pengembangan Aromaterapi Indonesia. Webinar nasional menghadirkan narasumber dari Akademisi, Praktisi Kesehatan, Business dan Pemerintah. Terlibat dalam webinar ada tiga narasumber yang menyumbang pikirannya yaitu Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FFUP) Prof. Dr. apt. Shirly Kumala, M.Biomed; Dra. apt. Trikoranti Mustikawati, Kepala Balai Besar POM di Serang; dan dr. Estelita Liana, dokter yang berpraktek di RS Puri Indah dan RS Pondok Indah Jakarta.

Kegiatan diskusi dimoderatori oleh Ketua Pusat Kajian Bahan Alam FFUP, Dr. apt. Yesi Desmiaty, M.Si. Acara ini mendapatkan antusiasme peserta sangat banyak, dikuti oleh peserta dari berbagai latar balakang: Apoteker, Mahasiswa (Farmasi) dan masyarakat umum. Webinar dilaksanakan secara online melalui zoom webinar conference serta melalui kanal youtube official FFUP https://www.youtube.com/watch?v=UEQ6VdxP-7s&t=1780s. Semua peserta yang mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan, kemudian mengisi postest yang diberikan, berhak memperoleh sertifikat 3 SKP IAI, sebagai bentuk Pengembangan Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) yang diakui Satuan Kredit Partisipasi berdasarkan SK yang dikeluarkan oleh PD IAI DKI Jakarta. Ketentuan peserta yang mendapat sertifikat dengan minimal perolehan nilai postest sebesar 80.

Mayyasa Cosmetics

”Indonesia telah dikenal sebagai negara megabiodiversitas yang kedua di dunia setelah Brasil. Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan alam ini menjadi potensi Indonesia sebagai pemasok minyak atsiri di dunia dan dikembangkan menjadi produk aromaterapi”, ungkap Diah Kartika Pratami selaku ketua panitia saat membuka Webinar.

Henry Irawan, selaku Pharma Head Enesis Grup mengatakan Enesis Grup memiliki produk Plossa dan Amunizer yang sangat mendukung acara ini. Henry menambahkan, Aromaterapi Indonesia menjadi kebutuhan di masa pandemi yang belum selesai, ditengah pandemik virus corona omicron juga mulai masuk. Kita sama-sama saling membantu menghadapai wabah corona yang belum selesai.

DUKUNGAN REKTOR UNIVERSITAS PANCASILA
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Edie Toet Hendratno, S.H., M.Si., FCBArb, Rektor Universitas Pancasila, mendukung atas terlaksananya kegiatan webinar nasional ini. “Acara ini memperlihatkan keunggulan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dibandingkan dengan kampus farmasi lainnya, sebagai Enterpreuner University. Saya menantang para akademisi FFUP lebih mengembangakan aromaterapi ke arah ventura, sehingga farmasi UP memiliki brand aromaterapi tersendiri. Hal ini perlu dikaji betul, dibuat feasibility study, untuk mengangkat aromaterapi sebagai unit bisnis dan menjadi icon Fakultas Farmasi”. Beliau menambahkan, “Apakah suasana ventura atau bisnis bisa dimulai dalam tugas akhir S1 atau S2, dibuat kelompok, mahasiswa menyusun suatu bisnis plan yang diuji oleh dewan penguji, apakah feasible yang dipaparkan tersebut”, ucapnya.

Penggunaan minyak atisiri sebagai aromaterapi sudah sejak lama. Dimulai dari masa Dioskorides, penulis buku Materia Medica. Isolasi minyak atsiri sudah dikembangkan sejak zaman Ibnu Sina. Seperti yang diketahui, bahwa Indonesia kaya akan keanekaragaman dan plasma tumbuhan. Ini tentu semua memiliki potensi farmakologi, ekonomi, budaya yang tinggi. Salah satu yang banyak di Indonesia, tanaman yang mengandung minyak atsiri atau essensial oil sebagai bahan produk aromaterapi”, jelas Yesi Desmiati selaku Ketua Pusat Kajian Bahan Alam Fakultas Farmasi UP ketika memandu acara diskusi.

AROMATERAPI
“Aromaterapi, yaitu terapi komplementer yang menggunakan minyak atsiri untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Sumber essential oil atau minyak atsiri diperoleh dari hasil ekstraksi bunga, batang, daun, akar, dan buah dari suatu tanaman dengan berbagai metode. Manfaat penggunaan minyak atsiri ini banyak diantaranya: menurunkan depresi, gangguan pencernaan, sakit kepala, insomnia, nyeri otot, masalah pernapasan, penyakit kulit, sendi bengkak, komplikasi terkait urin.

Beliau menuturkan, data dari Arsip Pusat Persputakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian dan Dewan Atsiri Indonesia, Ada 97 jenis tanaman minyak atsiri yang tumbuh di Indonesia. Menurut Dewan Atsiri Indonesia baru sekitar 25-nya telah dikembangkan secara komersial menjadi industri minyak atsiri hulu – hilir s.d. tahun 2020”, panjang lebar dipaparkan oleh Shirly Kumala, Guru Besar sekaligus Dekan Farkultas Farmasi UP.

CARA PEMBUATAN KOSMETIK YANG BAIK
“Jika bicara aromaterapi bisa dalam bentuk kosmetik berarti regulasinya masuk kosmetik dan industrinya harus memenuhi aspek CPKB. Namun bila pemakainnya diluar fungsi kosmetik, maka masuk non kosmetik, sebagai obat tradisional, izin industri yaitu UKOT maupun UMOT. Ia memberikan contoh pemanfaatan bahan aromaterapi atau essensial oil yang dapat didaftarkan sebagai kosmetik seperti: sediaan pijat (massage oil); sediaan wangi-wangian (eau de toilette, eau de parfume, eau du cologne); sediaan mandi (sabun, bath oil, bath salt, shower gel); masker wajah; sediaan pembersih rias wajah (Face toner); dan sediaan perawatan tubuh (body lotion).

Namun ada contoh pemanfaatan essential oil yang tidak dapat dikategorikan/tidak diizinkan sebagai kosmetik, seperti produk aromaterapinya yang digunakan tidak langsung pada kulit manusia bukan termasuk kosmetik. Misal dengan menggunakan alat (diffuser) untuk mendistribusikan aroma essential oil ke ruangan atau diteteskan ke bantal sehingga aromanya dapat memberikan efek relaksasi. Produk yang mencantumkan klaim yang tidak ditujukan sebagai kosmetik pada media promosi/iklan dan penandaan/ kemasan produk, misal pengobatan anxietas, depresi, meredakan nyeri, relaksasi otot, mencegah atau mengobati penyakit dan mempengaruhi struktur dan fungsi fisiologi tubuh. Ini klaim yang dilarang dalam kosmetik” tutur dari Dra. apt. Trikoranti Mustikawati, Kepala Balai Besar POM di Serang, saat memberikan penjelasan kepada peserta webinar mengenai Regulasi Pemanfaatan Essential Oil untuk Produk Kosmetik Aromaterapi, Penilaian CPKB dan Pendaftaran Produk.

Pengertian aromaterapi, yaitu suatu pengobatan alternatif menggunakan essential oil yang aplikasinya melalui inhalasi maupun dioles untuk mendapatkan efek terapetik. Saat ini penggunaan aromaterapi masih terus dikembangkan dan dalam penelitian, belum diketahui bagaimana cara kerja dari aroma terapi, namun beberapa penelitian menunjukkan efek positif dari aromaterapi sebagai alternative/complimentary medicine. Manfaat yang dirasakan oleh pengguna aromaterapi seperti mengurangi kecemasan, meningkatkan kualitas tidur, meredakan rasa nyeri, antioksidan, daln lainnya. Hipotesis para ahli, aromaterapi bekerja melalui sistem Saraf otak sehingga mampu memberikan rasa tenang dan nyaman”, jelas dr. Estelita Liana saat menerangkan aplikasi pemanfaatan aromaterapi.

Dalam kegiatan webinar banyak pertanyaan yang diLontarkan oleh peserta. Nampak antusiasme peserta sangat tinggi melemparkan pertanyaan kepada narasumber. Pertanyaan tersebut ada yang dijawab secara live, namun karena keterbatasan waktu, beberapa pertanyaan dijawab langsung pada chat box QnA yang disediakan oleh platform zoom. Pertanyaan terpilih mendapatkan doorprize berupa paket produk dari Enesis Group.

“Alhamdulillah puji syukur atas kelancaran acara webinar nasional aromaterapi yang telah diadakan. Kita semua menjadi lebih paham tentang aromaterapi berkat penjelasan dari narasumber serta ditambah penjelasan produk Plossa dan Amunizer dari Enesis Grup. Semoga webinar bisa menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa farmasi serta kepada masyarakat dan sejawat apoteker. dalam menutup kegiatan webinar”, pungkas Dr. apt. Novi Yantih, M.Si, selaku Wakil Rektor Universitas Pancasila juga dosen Fakultas Farmasi UP saat memberikan closing remark.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *